Seorang Yahudi yang lolos dari hukuman tentara Nazi berkisah tentang hidupnya:
Tak ada kata yang bisa mengungkapkan secara penuh pengorbanan yang
diberikan ibuku kepadaku anaknya yang bungsu. Masih sangat jelas
peristiwa saat itu di benakku. Ketika itu aku berumur 19 tahun. Saya
beserta begitu banyak orang Yahudi lainnya sedang digiring dan dibawa ke
kamp konsentrasi. Kami tahu dengan amat pasti bahwa hari-hari hidup
kami kini telah mencapai ujungnya. Kami dibawa untuk menemui ajal kami
entah di mana.
Beberapa grup orang Yahudi yang lain telah kami lewati. Kami juga
tahu bahwa kelompok yang baru kami lewati ini akan tetap menetap dalam
ghetto, mereka tak akan menemui nasib sebagaimana akan segera kami
terima.
Ketika aku melewati tempat di mana ibuku sedang berdiri, saat di mana
kami tidak diperhatikan oleh tentara Nazi, ibuku memberikan kartu
namanya kepadaku, mendorong aku ke samping lalu menempati barisanku.
Walaupun hal ini terjadi lebih dari 50 tahun yang silam, namun aku
tak akan lupa setiap kata yang pernah ia ucapkan saat itu: "Anakku, aku
telah hidup cukup lama. Engkau harus bertahan hidup, karena engkau masih
terlampau muda."
Demikian bisik ibuku. Dan sejak saat itu aku tak pernah melihatnya
lagi. Hampir semua anak dilahirkan cuman sekali. Tapi aku dilahirkan dua
kali oleh ibu yang sama.