Pernahkah Anda berhenti sejenak untuk menengok apa yang Anda kerjakan setiap hari...?
Ritmenya
barangkali seperti ini: pagi-pagi sekali Anda berangkat ke kantor
berupaya untuk tidak terlambat; setiba di tempat kerja Anda menyapa
kiri-kanan, melakukan banyak panggilan telepon, untuk kemudian tenggelam
dalam pekerjaan; seusai istirahat makan siang Anda bertemu wakil
perusahaan lain, menghadiri rapat, memeriksa hasil pekerjaan anak buah,
membagi tugas, dan seterusnya sampai petang tiba. Para pekerja pun
berhamburan keluar dari gedung perkantoran.
Karena
Anda seorang manajer, malam harinya Anda masih menjadi duta perusahaan
untuk menghadiri acara tertentu, memenuhi undangan makan malam, dan baru
tiba di rumah sekitar jam 10 malam. Lelah. Kantung mata menggantung.
Mungkin Anda masih sempat mengerjakan sedikit tugas rumah tangga, lalu
duduk menonton teve sekedar untuk bersantai hingga akhirnya tubuh Anda
memperoleh haknya untuk beristirahat.
Pagi
berikutnya, alarm berbunyi seperti biasa. Anda pun melakukan kegiatan
yang sama: mencuci, menyantap sarapan dengan tergopoh-gopoh, lalu
berangkat ke kantor dan bekerja sampai malam hari.
Roda
kehidupan sehari-hari Anda berputar dalam ritme seperti itu. Mungkin
Anda dapat membayangkan seekor hamster, hewan kecil pengerat, yang
menghabiskan waktunya berputar mengikuti roda di kandangnya. Andai kita
hamster tersebut, dengan bekerja sepanjang hari, kita mungkin
membayangkan sudah meminyaki poros roda itu agar berputar lebih mudah
dan lebih kencang, mungkin kita merasa telah memperbesar ukuran roda
itu. Tapi, yang tidak kita sadari adalah bahwa kita tetap di dalam roda
itu, berputar tetap di porosnya dan tidak beranjak ke depan.
Sehari-hari
mungkin kita sudah merasa telah mengerjakan berbagai hal, mengikuti
rapat ini dan itu, menerima tamu yang kadang berkunjung tanpa janji.
Namun kita tidak melihat sesuatu yang disebut “hasil” yang mendongkrak
karier Anda. Kita terjebak dalam rutinitas yang menguras pikiran,
tenaga, dan waktu kita tanpa kita bisa betul-betul melangkah ke depan.
Efek
roda hamster bukan hanya mempengaruhi fisik kita, tetapi juga
melemahkan potensi-potensi kreatif kita. Capaian kreatif apa yang dapat
kita raih apabila kita disibukkan dengan ritme senada? Alih-alih
memperlihatkan capaian kreatif, yang kita capai barangkali hanyalah
kinerja standar untuk mempertahankan diri di tengah tumpukan pekerjaan.
Kita terengah-engah karena bekerja keras agar roda hamster tetap
berputar.
Akankah
kita puas dengan terus bertahan memutar roda hamster? Menikmati
penderitaan yang mungkin tidak akan pernah berakhir? Para praktisi
psikolog kerap dimintai obat mujarab untuk mengatasi persoalan ini,
namun jawabannya pasti tidak ada kecuali satu: Anda sendiri yang ingin
berubah. Sebagian orang mungkin berubah setelah mengalami penderitaan
yang panjang. Menunggu benar-benar letih baru berubah. Berubah karena
terpaksa. Yang terbaik, tentu saja, Anda berubah karena Anda benar-benar
menginginkannya.
Banyak
orang yang merasa senang menetap di zona kenyamanan, sekalipun bila
zona itu secara hakiki menyiksanya. Soalnya, ia tidak merasa menderita,
sebaliknya ia malah menikmati. Berbeda halnya bila Anda merasa bahwa
cara Anda bekerja dan hidup selama ini bukannya bagus bagi masa depan,
tetapi malah menggerogoti kualitas kehidupan Anda. Jika Anda memutuskan
untuk mengadopsi cara hidup dan bekerja yang lebih baik, maka babak baru
dapat segera Anda tempuh sebelum Anda melompat dari roda hamster.
Namun
mengubah kebiasaan lama bukan kepalang sukarnya. Kita mungkin merasa
bahwa cara hidup dan bekerja selama ini sudah benar. Mengubah kebiasaan,
kata orang, mesti diawali dari mengubah keyakinan, mengubah cara
berpikir atau mindset. Tanpa langkah mendasar ini, kebiasaan hanya akan
berubah sementara waktu untuk kemudian kita berputar kembali bersama
roda hamster.
Bahkan,
pengetahuan pun seringkali tidak memadai. Bukankah pepatah telah
mengatakan, “Jarak terjauh untuk dikuasai di dunia ini ialah jalan dari
kepala ke hati dan dari pengetahuan ke tindakan.” Kita mungkin telah
membaca banyak buku, menghadiri seminar, mengikuti workshop, atau menonton acara talk show,
namun tetap saja kita bekerja dan hidup seperti biasa. Tak ada yang
berubah, sebab, ya itu tadi, jalan dari kepala ke hati itu seringkali
teramat jauh. Kita tidak tergerak untuk mengubah diri.
Keberanian
mengubah hidup, begitulah kunci yang seringkali disampaikan oleh mereka
yang berpengalaman melompat dari roda hamster. Melompat dari roda yang
terus berputar tak ubahnya bagaikan merebut kesempatan kedua. Pada suatu
saat dalam hidup kita, hampir semua dari kita kemungkinan mendambakan
kesempatan kedua untuk melakukan hal yang kita impikan tetapi tidak
pernah berbuat untuk mengupayakannya.
Dengan
melompat dari roda hamster, Anda punya kesempatan kedua untuk mengubah
jalan hidup Anda. Takut gagal? Orang bijak mengatakan bahwa menghindari
kegagalan itu mudah sekali. Caranya? Jangan pernah melakukan apapun.
Anda tidak akan pernah kalah dalam pertandingan tenis bila Anda tidak
pernah bermain tenis. Anda tidak akan keseleo lidah bila Anda tidak
pernah berpidato. Anda tidak akan pernah terjatuh bila tidak pernah
belajar naik sepeda. Hanya orang yang mencoba melakukan sesuatu sajalah
yang menghadapi risiko gagal. [yy/tempo/foto tyb.com.au]