Kemesraan


Bismillahirrahmanirrahim…

Kemesraan adalah buah cinta
Kemesraan adalah keindahan dalam berumah tangga
Kemesraan adalah cara mengekalkan keharmonian rumahtangga
Kemesraan adalah pancaran akhlak dan jiwa seseorang
Orang yang paling baik agamanya adalah yang terbaik akhlaknya
Dan orang yang terbaik akhlaknya adalah yang terbaik kepada istrinya

Dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang terbaik akhaknya sehingga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memujinya:
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) sungguh mempunyai akhlak yang Agung (‘azhiim).” (QS. Al-Qalam : 5)

Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Orang mukmin yang paling sempurna IMANnya adalah yang paling baik AKHLAKnya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik kepada ISTERInya" (HR. Tirmidzi)

“Orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling baik kepada keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik diantara kalian kepada keluargaku.” (HR. Imam Tirmidzi, diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ibnu hibban serta dishahihkan oleh Al- Albani)

“Tidaklah memuliakan perempuan kecuali orang yang mulia, dan tidaklah menghinakan perempuan kecuali orang yang hina.” (HR. Ibnu Asakir)

Menurut Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, bercanda dan bermesraan dengan isteri adalah IBADAH dan berpahala:
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Dalam kemaluanmu itu ada sedekah.”
Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kitamendapat pahala dengan menggauli istri kita?”
Rasulullah menjawab, “Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan berpahala.” (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Segala sesuatu yang tidak terdapat di dalamnya dzikir (ingat) kepada Allah, maka itu adalah permainan yang melalaikan kecuali empat perkara: berlatih menunggang kuda, mencumbu istrinya dan mengajar (belajar) renang.” (HR. Ath-Thabrani dengan sanad jayyid)

Sehingga walaupun beliau seorang pemimpin Negara atau komandan dalam peperangan, tetapi beliau sangat menghormati dan memuliakan wanita. Diantara kemesraan beliau bersama istri-istrinya adalah sebagai berikut:

Bermain dan bercanda dengan istri
Aisyah radhiyallah ‘anha mengisahkan: Pada suatu ketika aku ikut bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah lawatan. Pada waktu itu aku masih seorang gadis yang ramping. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Mereka pun berangkat mendahului kami. Kemudian beliau berkata kepadaku: “Kemarilah! sekarang kita berlomba lari.” Aku pun meladeninya dan akhirnya aku dapat mengungguli beliau. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam hanya diam saja atas keunggulanku tadi. Hingga pada kesempatan lain, ketika aku sudah agak gemuk, aku ikut bersama beliau dalam sebuah lawatan. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Kemudian beliau menantangku berlomba kembali. Dan akhirnya beliau dapat mengungguliku. Beliau tertawa seraya berkata: “Inilah penebus kekalahan yang lalu!” (HR. Ahmad)

Membantu menaiki kendaraan
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kembali dari peperangan Khaibar, beliau menikahi Shafiyyah binti Huyaiy radhiyallahu ‘anha. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengulurkan tirai di dekat unta yang akan ditunggangi untuk melindungi Shafiyyah radhiyallah ‘anha dari pandangan orang. Kemudian beliau duduk bertumpu pada lutut di sisi unta tersebut, beliau persilakan Shafiyyah radhiyallah ‘anha untuk naik ke atas unta dengan bertumpu pada lutut beliau.

Tidur dalam satu selimut bersama istri walaupun sedang haid..
Dari Atha` bin Yasar: “Sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan Aisyah radliyallahu ‘anha biasa mandi bersama dalam satu bejana. Ketika baginda sedang berada dalam satu selimut dengan Aisyah, tiba-tiba Aisyah bangkit. Baginda kemudian bertanya, `Mengapa engkau bangkit?' Jawab Aisyah, Kerana saya haid, wahai Rasulullah.'Sabda Rasulullah, 'Kalau begitu, pergilah, lalu berkainlah & dekatlah kembali padaku.' Aku pun masuk, lalu berselimut bersama beliau.” (Hadits Riwayat Sa`id bin Manshur)

Memberi wangi-wangian pada aurat
Aisyah berkata, “Sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam apabila meminyaki badannya, baginda akan memulai dari auratnya menggunakan nurah (sejenis serbuk pewangi) dan istrinya baginda meminyaki bagian lain tubuh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.” (Hadits Riwayat Ibnu Majah)

Mandi bersama istri
Dari Aisyah radhiyallah ‘anha beliau berkata, “Aku biasa mandi bersama Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menggunakan satu bejana. Kami biasa bersama-sama memasukkan tangan kami (ke dalam bejana tesebut).” (Hadits riwayat Abdurrazaq dan Ibnu Abu Syaibah).

Disisir oleh istri
Dari Aisyah radhiyallah ‘anha, beliau berkata, “Saya biasa menyikat rambut Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, ketika itu saya sedang haid.” (Hadits Riwayat Ahmad)

Meminta istri meminyaki badan
Dari Aisyah radhiyallah ‘anha, beliau berkata, “Saya meminyaki badan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pada hari Raya 'Aidil Adha' setelah beliau melakukan jumrah aqabah.” (Hadits Riwayat Ibnu 'Asakir)

Minum bergantian pada tempat yang sama
Dari Aisyah radhiyallah ‘anha, dia berkata: “Saya biasa minum dari cawan yg sama walaupun ketika haid. Nabi mengambil cawan tersebut & meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut, lalu Baginda minum, kemudian saya mengambil cawan tersebut dan lalu menghirup isinya, kemudian Baginda mengambilnya dari saya, lalu Baginda meletakkan mulutnya pada tempat saya letakkan mulut saya, lalu Baginda pun menghirupnya.” (Hadits Riwayat Abdurrazaq dan Said bin Manshur)

Membelai istri
“Adalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah setiap hari melainkan beliau mesti mengelilingi kami semua (istrinya) seorang demi seorang. Baginda menghampiri dan membelai kami tetapi tidak bersama sehingga Baginda singgah ke tempat istri yang menjadi giliran Baginda, lalu Baginda bermalam di tempatnya.” (Hadits Riwayat Ahmad)

Mencium istri
Dari Aisyah radhiyallah ‘anha, “Bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam biasa mencium istrinya setelah mengambil wudhu, kemudian Baginda bersembahyang & tidak mengulangi wudhunya.” (Hadits Riwayat Abdurrazaq )
Dari Hafshah, puteri Umar radhiyallah ‘anhuma, “Sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam biasa mencium istrinya sekalipun sedang berpuasa.” (Hadits Riwayat Ahmad)

Berbaring di pangkuan istri
Dari Aisyah radhiyallah ‘anha, beliau berkata: “Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam biasa meletakkan kepalanya di pangkuanku walaupun aku sedang haid, kemudian beliau membaca Al-Quran.” (Hadits Riwayat Abdurrazaq)

Memanggil dengan panggilan mesra
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam biasa memanggil Aisyah dengan beberapa nama panggilan yang di sukainya seperti Aisy & Humaira (pipi merah delima).

Menyejukkan kemarahan istri dengan mesra
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam biasa memicit hidung Aisyah jika dia marah dan Baginda berkata, “Wahai Uwaisy, bacalah doa: 'Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku dan lindungilah diriku dari fitnah yg menyesatkan.” (Hadits Riwayat Ibnu Sunni)

Membersihkan titisan darah haid istri
Dari Aisyah radhiyallah ‘anha, dia berkata, “Aku pernah tidur bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam di atas satu tikar ketika aku sedang haid. Apabila darah ku menetes di atas tikar itu, Baginda mencucinya pada bagian yang terkena tetesan darah dan baginda tidak berpindah dari tempat itu, kemudian beliau sembahyang di tempat itu pula, lalu Baginda berbaring kembali di sisiku. Apabila darah ku menetes lagi di atas tikar itu, Baginda mencuci pada bagian yang terkena tetesan darah itu saja dan tidak berpindah dari tempat itu, kemudian baginda pun sembahyang di atas tikar itu.” (Hadits Riwayat Nasai)

Memberikan hadiah
Dari Ummu Kaltsum binti Abu Salamsh, ia berkata, Ketika Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menikah dgn Ummu Salamah, Baginda bersabda kepadanya, “Sesungguhnya aku pernah hendak memberi hadiah kepada Raja Najasyi sebuah pakaian berenda dan beberapa botol minyak kasturi, namun aku mengetahui ternyata Raja Najasyi telah meninggal dunia dan aku menduga hadiah itu akan di kembalikan. Jika hadiah itu memang di kembalikan kepadaku, aku akan memberikanya kepadamu.” Dia (Ummu Kaltsum) berkata, “Ternyata keadaan Raja Najasyi seperti yg di sabdakan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan hadiah tersebut di kembalikan kpd Baginda, lalu Baginda memberikanya kepada masing-masing isterinya satu botol minyak kasturi, sedang sisa minyak kasturi dan pakaian tersebut Baginda berikan kepada Ummu Salamah.” (Hadits Riwayat Ahmad)

Segera menemui istri apabila tergoda
Dari Jabir, sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat wanita, lalu Baginda masuk ke tempat kediaman Zainab, untuk melepaskan keinginan Baginda kepadanya, lalu keluar & bersabda, “Wanita kalau menghadap, ia menghadap dalam rupa syaithan...apabila seseorang di antara kamu melihat wanita yang menarik, hendaklah ia mendatangi istrinya karena pada diri istrinya ada hal yang sama dengan yang ada pada wanita itu.” (Hadits Riwayat Tirmizi)

Semoga kita bisa mengambil hikmah dan meneladaninya

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab : 21)