Untuk yang berhubungan dengan sejarah Nusantara, kami berhasil menemukan bahwa: Sejarah Nusantara tidak sekerdil sejarah yang tertulis di buku-buku pelajaran sejarah sekolah yang resmi atau literasi sejarah yang ada.
Quote:
“BAHKAN LEBIH DARI ITU, KAMI MENEMUKAN BUKTI TENTANG KEBESARAN
LELUHUR NUSANTARA YANG DISEKITAR 10.000 TAHUN SEBELUM MASEHI SUDAH
MENGUASAI DUA PER-TIGA BUMI”.
|
Quote:
-Jaman Kali [Jaman Besar], dan setiap Jaman Kali kami bagi menjadi tujuh. - Jaman Kala [Jaman Sedang], dan 1 Jaman Kala kami bagi menjadi tiga. - Mangsa Kala [Jaman Kecil], serta berhasil mengurutkan sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara yang mayoritas dihilangkan dari sejarah resmi. |
Kebesaran Nusantara di masa lalu sangat erat kaitannya dengan kebesaran tradisi yang pernah ada di Nusantara. Namun sayangnya kebesaran tradisi kita itu telah dihilangkan dengan masuknya ajaran-ajaran baru. Bahkan ajaran-ajaran baru cenderung mem-vonis tradisi kuno menjadi animisme, dinamisme dan politeisme. Padahal ada beberapa teknologi terapan masa lalu yang sangat efektif dan menjadi kekuatan kehormatan dari kebesaran leluhur kita yang sebetulnya masih sangat relevan untuk digunakan oleh generasi kita sebagai pewaris teknologi tersebut, namun kita tidak pernah menyadarinya. Sebagai contoh, dalam Kitab Negara Kertagama terdapat aturan bahwa setiap Adipatiharus menghadap ke pusat kerajaan [Kerajaan Induk] setiap 35 hari sekali. Diandaikan bila hal itu terjadi di era Kerajaan Majapahit, Adipati dari Kadipaten Magadha[sekarang Bandung] untuk mencapai ke Trowulan pasti butuh waktu lebih dari dua minggu.
Karena pada masa itu belum ada jalan raya dan mayoritas daerah sepanjang perjalanan masih berupa hutan belantara, juga belum terdapat sarana transportasi modern seperti saat sekarang ini. Belum lagi para Adipati yang memerintah di luar pulau Jawa, seperti Adipati dariKadipaten Tamgaram [sekarang Lampung] atau Adipati dari Kadipaten Madagascar[pulau dekat benua Afrika], bagaimanakah dan apakah sarana transportasi mereka untuk menghadiri Pisowanan Agung setiap 35 hari sekali itu. Untuk perbandingan, saat gempa besar melanda Padang ternyata bantuan yang lewat darat sampa lebih dari sebulan kemudian belum bisa merata ke daerah Padang Pariaman, hingga hanya bisa didistribusikan melalui transportasi udara.
Bisa dibayangkan teknologi jenis apakah yang dipakai oleh para Adipati kita pada jaman Majapahit untuk berpindah tempat pada saat itu, di saat mereka masih harus menembus medan yang tidak ada jalannya yang penuh dengan hutan belantara, bahkan sebagian harus menyeberangi lautan yang luas, sementara mereka sendiri masih harus menjalankan roda pemerintahan di Kadipaten-nya masing-masing.
Quote:
“MAKA KAMIPUN KEMUDIAN SADAR BAHWA ADA TEKANAN DARI BEBERAPA
NEGARA BESAR YANG MENDORONG SUPAYA KITA MELUPAKAN DAN MENYEPELEKAN
TRADISI ASLI KITA, KARENA HANYA DENGAN TRADISI WARISAN LELUHUR, MAKA
KITA BISA BANGKIT DARI KETERPURUKAN, JUGA SEMANGAT NASIONALISME GENERASI
MUDA AKAN MENJADI BANGKIT LAGI KALAU KITA BERHASIL MENUNJUKKAN KE MATA
DUNIA BAHWA KITA BUKANLAH NEGARA KECIL”.
|